Nama ilmiah / nama latin: Paederus fuscipes Curtis
Nama Indonesia: kumbang tomcat, semut kanai, semut kayap, charlie, semut kalajengking
Klasifikasi ilmiah kumbang Tomcat adalah sebagai berikut:
- nama yang tertera dibelakang nama taksonomi adalah nama pendeskripsi
- tahun yang tertera di belakang nama pendeskripsi adalah tahun dipublikasikannya taksonomi tersebut
Spesies Paederus fuscipes adalah salah satu jenis kumbang yang masuk dalam genus Paederus. Totalnya, ada sekitar 12 spesies yang masuk genus tersebut.
Ciri-ciri kumbang Tomcat ini adalah memiliki kepala warna hitam, dada dan perut berwarna oranye, dan sayap kebiruan. Warna mencolok berfungsi sebagai peringatan bagi predatornya, bahwa serangga ini punya racun. Ukurannya sekitar 7-10 mm.
Sepintas kumbang Tomcat mirip dengan semut, tapi bila merasa terancam, dia akan menaikkan bagian perutnya (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking.
Serangga Tomcat biasa hidup di persawahan. Kumbang tomcat adalah serangga yang menguntungkan, terutama bagi para petani karena merupakan predator wereng coklat. Pada siang hari, serangga ini biasa terbang di tanaman padi untuk mencari mangsa berupa wereng coklat dan hama padi lainnya. Di kawasan perkotaan, serangga jenis ini bisa hidup di kawasan taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga pemakan daun yang terdapat di habitatnya. Pada malam hari, serangga ini cenderung tertarik pada cahaya lampu.
Kumbang Paederus fuscipes ini berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab, seperti di galengan sawah, tepi sungai, daerah berawa, dan hutan. Telurnya diletakkan di dalam tanah, begitu pula larva dan pupanya hidup dalam tanah. Setelah dewasa barulah serangga ini keluar dari dalam tanah dan hidup pada tajuk tanaman.
Siklus hidup kumbang tomcat dari sejak telur diletakkan hingga menjadi kumbang dewasa sekitar 18 hari, dengan perincian stadium telur 4 hari, larva 9 hari, dan pupa 5 hari. Kumbang dapat hidup hingga 3 bulan. Seekor kumbang betina dapat meletakkan telur sebanyak 100 butir telur.
Tak seperti serangga umumnya yang terbang dalam posisi tubuh horisontal, kumbang Tomcat ini terbang dengan cara yang unik, yaitu tubuh tegak sehingga kepala serangga ini pun menghadap ke atas saat terbang. Hal ini bisa jadi merupakan akibat dari karakteristik sayap yang dimiliki. Biasanya sayap serangga menutupi seluruh bagian tubuh. Tapi sayap serangga ini tidak. Mungkin karena sayap tersebut maka cara terbang serangga ini berbeda.
Kumbang tomcat tidak menggigit atau menyengat manusia. Tetapi, kumbang tomcat kalau terganggu atau secara tidak sengaja terpijit akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis) serta mengeluarkan cairan dan gatal. Gejala ini muncul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat yang disebut pederin (C24 H43 N O9) yang bersifat racun.
Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra namun tidak mematikan karena racun serangga ini targetnya berbeda dengan racun kobra. Racun kobra biasanya langsung menuju ke jaringan saraf sehingga dampaknya bisa fatal. Sementara, racun kumbang Paederus hanya menyerang bagian kulit. Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina.
Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang). Namun demikian, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin yang lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Bila kumbang ini hinggap di kulit, untuk menghindari terkena racun kumbang Tomcat, maka kumbang dapat disingkirkan dengan hati-hati dengan meniup atau mengunakan kertas untuk mengambilnya dengan hati-hati. Lalu segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini. Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit.
Bila sampai terkena racunnya, maka langkah pertama untuk mengatasi racun kumbang Tomcat adalah membasuh kulit dengan sabun beberapa kali untuk menetralisir racun. Pengobatan tambahan bisa dilakukan. Pilihannya adalah dengan memakai salep Hydrocortisone 1 persen, salep Betametasone dan antibiotik Neomycin Sulfat 3 kali sehari, atau dengan salep Acyclovir 5 persen. Yang lebih berbahaya adalah jika sampai terjadi infeksi sekunder. Jadi jangan sampai terjadi luka karena kuman akan masuk. Karena hal tersebut, maka dihimbau agar korban untuk tidak menggaruk bagian yang memerah walaupun terasa gatal. Dan bila racunnya menempel pada baju atau seprei maka harus segera dicuci.
Gejala klinis bila kulit yang terkena racun kumbang Tomcat, biasanya daerah kulit yang terbuka, dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitarnya berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.
Serangan kumbang tomcat di Indonesia akibat periode outbreak atau booming populasi pernah terjadi tahun 1990. Serangan pernah juga terjadi di Okinawa-Jepang (1966), Iran (2001), Sri Lanka (2002), Pulau Pinang, Malaysia (2004 dan 2007), India Selatan (2007), dan Irak (2008). Saat ini serangan kumabng tomcat terjadi di Surabaya sejak 13 Maret 2012. Beberapa pihak mengaitkan booming populasi kumbang tomcat dengan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
Resep cara membuat ramuan pestisida organik untuk membasmi serangga tomcat.
Komposisi bahan yang perlu disediakan adalah campuran 1 kilogram daun mimba, 1 kilogram lengkuas, dan 1 kilogram serai. Bahan-bahan itu kemudian digiling dan dimasukkan ke dalam 5 liter air, setelah itu dibiarkan selama dua hari. Cairan itu bisa digunakan untuk menyemprot tomcat. Pestisida ini berasal dari bahan organik dan tidak akan merusak habitat lain.
*****
referensi:
- en.wikipedia.org/wiki/Paederus
- www.biolib.cz/en/taxonposition/id6245/
- taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=23895&tree=0.1
- zipcodezoo.com/Animals/P/Paederus_fuscipes/
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/19115880/Kenapa.Diberi.Nama.Tomcat.
- research.kahaku.go.jp/zoology/hane/data/ODA001.html
- www.scielo.br/scielo.php?pid=s1678-91992008000400004&script=sci_arttext
- sains.kompas.com/read/2012/03/21/19114735/Jangan.Basmi.Tomcat.
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/19115880/Kenapa.Diberi.Nama.Tomcat.
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/13004341/Inilah.Resep.Organik.Pembasmi.Tomcat.
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/06241379/Serangga.Tomcat.Terbang.dengan.Cara.Aneh.
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/06105085/Kena.Serangan.Tomcat.Ini.Pengobatannya
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/17534476/10.Jurus.Hadapi.Serangga.Tomcat
- sains.kompas.com/read/2012/03/22/06191046/Tomcat.Tidak.Menyerang.Manusia
- sains.kompas.com/read/2012/03/20/06321127/Tomcat.Beracun.Tapi.Tak.Mematikan
- sains.kompas.com/read/2012/03/22/10015037/Tomcat.Kosmopolitan.Ada.di.Mana-mana
- hijausawah.blogspot.com/2011/03/musuh-semulajadi-bena-perang.html
- www.solopos.com/2012/lifestyle/pojok-teknologi/cara-hadapi-tomcat-172196
No comments:
Post a Comment